Saya perhatiin bahwa banyak dari teman2 saya di Indonesia masih bohong kepada orang tua. Ini konsep asing bagi saya karena saya berhenti bohong kepada ibu saya pas umur 17-18, pas saya pindah dari rumahnya dan kami mulai berteman. Di Indonesia itu terjadi juga, tapi hanya sedikit yang punya cerita seperti itu. Lebih umum di sini klo anak dan orang tua punya peran tetap. Anak selalu anak (walau umurnya 40) dan orang tua selalu orang tua. Jadi ortu selalu menjadi figur otoritas... bukan teman. That's why they would still feel the need to lie to their parents in adulthood (my hypothesis anyway). Bukan saya orang yang selalu jujur ya... tapi saya pribadi tidak rasa butuh bohong kepada orang tua saya karena tidak ada ancaman (ga mungkin ditendang dari keluargaku) dan klo di tendang pun, saya masih bisa hidup. Itu tipikal budaya barat (ga semua gitu juga) tapi klo di barat, kita ga pake nepotism sebanyak. Tapi klo di Indonesia kayaknya kebanyakan masih pake system itu. Jadi pas ditendang dari keluarga, bukan hanya hilang anggota keluarga, tapi rizeki pun hilang! Akan lebih susah cari pekerjaan, cari nasi, dan sebagainya. Many have done it anyway and succeeded...and many others have suffered the consequences. But this is Indonesia... Money and Family. They are oh so important in the 3rd world (which I call the free world because I have a mom who says "yg penting kamu bahagia).
Yang mau beli kaos bisa beli online di toko kami: http://bit.ly/2prZPj9
twitter: / sachastevenson
instagram: / sacha_stevenson